Apa yang akan
kita bayangkan ketika kamu naik gunung, tentu yang selalu terbayangkan akan
keindahan alam dan keeksotisan puncak yang begitu mempesona terlihat dari
kejauhan. Namun apa yang akan kita bayangkan jika keksotisan yang kita lihat
ini dibarengi dengan sebuah pesona mistis yang selalu menjadi mitos dari
sejarah keberadaan gunung yang kita daki. Ada beberapa istilah yang akan kita
temukan sebagai Pendaki Gunung, yaitu tentang keberadaan Pasar Setan dimana
pesona mistis dan ghaib dari keberadaan Pasar Setan ini tidak akan pernah lepas
dari bayang- bayang para pencinta alam yang berjuang untuk sekedar menikmati
keksotisan gunung yang mereka tapaki.
Hal tentang
nuansa mistis dan ghaib tersebut tidak akan lepas dari keberadaan Gunung Merapi
(2900 Mdpl) yang merupakan salah satu gunung teraktif di dunia yang letusan
terhebatnya bisa dirasakan oleh masyarakat Yogyakarta, Klaten, Boyolali dan
Magelang di tahun 2010 yang lalu. Gunung Merapi bukanlah sebuah gunung yang
relatif tinggi seperti gunung- gunung yang lain yang ada disekitarnya, bahkan
lebih tinggi Gunung Merbabu (3142 Mdpl) yang letaknya bersebrangan dengan
Gunung Merapi di jalur Selo, Boyolali. Namun apa jadinya jika Gunung Merapi
menjadi gunung yang menyimpan banyak misteri terkait keberadaan Pasar Bubrah
yang menurut sebagian orang menjadi Pasar Setannya dari gunung ini.
Bagi para
pendaki dan pencinta alam yang ingin merasakan keeksotisan Gunung Merapi dari
Pasar Bubrah dapat melewati jalur pendakian Selo, Boyolali, Jawa Tengah. Dengan
intensitas jalur pendakian yang tidak begitu rumit dari wilayah perladangan
penduduk hingga menjelang pos 2 dengan jalur menanjak dan berbatu. Setelah
melewati tebing jurang Gunung Merapi di pinggiran lahar dingin Sungai Bebeng
para pendaki akan menikmati keeksotisan pemandangan alam dari tugu pos 3 yang
ditandai dengan adanya Memoriam para pendaki Gunung Merapi yang meninggal di
sekitar pos 3. Dari pos 3 ini akan terlihat ke bagian bawah dataran yang cukup
luas yang ditengah- tengahnya terdapat jalan menuju Puncak Garuda (2900 Mdpl)
dengan medan
berbatu dan berpasir. Dataran ini yang sering disebut dengan Pasar Bubrah
(dalam bahasa Jawa “Bubrah" berarti ambruk atau hancur), disini para
pendaki bisa beristirahat sejenak ataupun memasak perbekalan yang perbekalan
yang sudah dibawa dari bawah. Pasar Bubrah memang menjadi tempat favorit bagi
para pendaki untuk mendirikan tenda karena tempatnya yang cukup luas dengan
diselingi beberapa cerukan batu yang bisa digunakan sebagai tempat untuk
berlindung sewaktu badai menerjang Puncak Garuda.
Dahulunya Pasar
Bubrah merupakan bekas kawah Gunung Merapi ratusan tahun yang lalu yang telah
mati. Ditengah Pasar Bubrah berdiri megah kawah aktif Merapi dengan puncak
tertinggi Puncak Garuda. Namun sekarang batu di Puncak Garuda sudah semakin
runtuh akibat aktifitas gunung yang yang selalu mengeluarkan asap belerang
sulfatara yang begitu dashyat yang terkadang melongsorkan material batu dan
pasir sepanjang jalur pendakian menuju bibir kawah dan puncak.
Walaupun sering
digunakan sebagai tempat istirahat bagi para pendaki Gunung Merapi namun banyak
mitos yang berkembang di kalangan masyarakat lereng Gunung Merapi terkait
keberadaan Pasar Bubrah ini. Banyak dan sering diceritakan oleh masyarakat
sekitar lereng Merapi yang mengatakan bahwa di Pasar Bubrah merupakan sarang
dari makhluk halus penunggu gunung, akan tetapi sebagai manusia para pendaki
sendiri pun cukup menghormati mitos yang selalu diceritakan oleh masyarakat
setempat, terkait keberadaan Kyai/Mbah Petruk sebagai makhluk penunggu tetap
wilayah Pasar Bubrah. Namun diluar pemikiran ghaib dan mitos harus diwaspadai
oleh para pendaki yang beristirahat di Pasar Bubrah bahwa di wilayah ini paling
sering terjadi badai yang dikarenakan wilayah ini berada di punggungan gunung
tanpa ada vegetasi tanaman apapun yang dapat digunakan oleh para pendaki untuk
berlindung sehingga sering sekali memakan korban jiwa dari para pendaki yang
tidak bisa bertahan dari terjangan badai di Pasar Bubrah ini.
Apa pun yang
akan diceritakan terkait keeksotisan Gunung Merapi dan keberadaan Pasar Bubrah
yang menjadi Pasar bagi setan- setan/makhluk halus penunggu Gunung Merapi
seluruhnya harus kita jaga sebagaimana seluruh kebenaran dari keberadaan
makhluk- makhluk halus penunggu Pasar Bubrah menjadi misteri alam yang kita pun
tak akan pernah tahu akan kebenaran ini, dengan tetap menjaga kelestarian
Gunung Merapi manusia akan tetap bisa hidup berdampingan dengan alam dan
keindahannya biarkan menjadi misteri yang belalu dari kemegahan alam. Salam
Rimba........!!!! (A.R.)
Foto Pasar Bubrah Gunung Merapi (terlihat berkabut
setelah badai)
Dokumentasi Pendakian Gunung Merapi 30 November 2012
0 comments:
Post a Comment