“Perjuangan dan Kesejahteraan Buruh Menjadi Kepedulian
Kita Bersama”
“Seperti aliran air yang terus mengalir tanpa henti”, begitulah yang dapat diartikan dalam perkembangan
gerakan Serikat Buruh di Indonesia yang terus bergerak dari tahun ke tahunnya
dengan menyuarakan satu tuntutan kepada pemerintah Indonesia, yaitu
kesejahteraan sosial bagi kelompok dan kaum buruh. Namun pemerintah seolah
tutup mata ketika setiap tahun buruh atau para kaum pekerja turun ke jalan
hanya semata- mata untuk memperjuangkan tuntutan tersebut kepada pemerintah.
Apa yang kemudian menjadi titik berat bagi pemerintah untuk melayakkan upah
buruh dan hapus segala bentuk eksploitasi pemerintah terhadap para kaum buruh?
Atau sistem demokrasi di Indonesia ini hanya menjadi sebuah slogan- slogan
sampah yang kemudian ditorehkan pemerintah untuk tetap menjalankan amanahnya
sebagai pemimpin Negara yang semakin menindas para buruh maupun kaum pekerja?
Jika
memang sistem Demokrasi di negara Indonesia ini
hanya digunakan sebagai tameng untuk melindungi pemerintah dari bopeng
kemunafikannya, mungkin ada baiknya ketika pemerintah segera turun langsung
dari jabatannya dan menyerahkan kekuasaan sepenuhnya kepada serikat pekerja
maupun masyarakat Indonesia, karena di nilai pemerintah telah gagal menjalankan
amanahnya sebagai pemimpin negara yang mengayomi dan menyejahterakan rakyatnya
termasuk para kaum buruh. Ada hal yang menarik kemudian yang seolah- olah
tertorehkan dari wacana ini, pertama tentang perjuangan kaum buruh yang
ternyata sudah di mulai pada masa pergerakan nasional. Di tahun 1912 pergerakan
kaum buruh tersebut mulai memunculkan gaungnya, dengan munculnya golongan-
golongan Marxis yang diawali pada penyemaian benih- benih Komunisme oleh tokoh
ISDV (Indhiche Sosial- Democratiche Vereninging) Henk Joseph Sneevlit yang
masuk pada organisasi Sarekat Islam sebagai tujuan untuk melakukan aksi
perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda. Pada saat itu Semarang menjadi
salah satu kota dimulainya perlawanan serikat buruh serta pekerja terhadap
pemerintahan kolonial Belanda. Dengan didukung keberadaan organisasi Sarekat Islam Merah yang dipimpin
oleh Semaoen membuat golongan- golongan pekerja/buruh semakin mudah diorganisir
untuk mendapatkan kesejahteraan haknya sebagai manusia maupun pekerja bagi
golongan Kapitalisme maupun pemerintah kolonial Belanda saat itu.
Pada bulan
Desember 1917 golongan buruh diorganisasikan agar lebih militan dalam
mengadakan pemogokan terhadap perusahaan- perusahaan yang bertindak sewenang-
wenang. Akibat aksi- aksi ini kemudian ada salah satu perusahaan mebel yang
memecat lima belas orang buruhnya. Dari pemecatan 15 orang buruh inilah
kemudian timbul reaksi dari tampung pimpinan SI Merah Semaoen dan Kadarisman
untuk memproklamirkan pemogokan menuntut tiga hal, pertama pengurangan jam kerja dari 8,5 jam menjadi 8
jam, kedua selama mogok gaji tetap dibayarkan penuh, ketiga buruh yang dipecat,
diberi uang pesangon tiga bulan gaji. Mengkaji aspek sejarah dari pergerakan
kaum buruh ternyata tidak hanya berkembang dan terjadi pada saat ini melainkan
bermula munculnya penindasan di Indonesia dan liberalisasi perdagangan oleh
pihak swasta di tahun 1870. Menjadi
salah satu akar pemicu mengapa buruh hingga sampai pada saat ini masih tetap
memperjuangkan tuntutannya soal kesejahteraan dan menolak eksploitasi
berlebihan dari golongan- golongan Kapitalis swasta. Hal ini hanya menjadi
sebuah gambaran sekilas tentang bagaimana gigihnya perjuangan para kaum
pekerja/buruh untuk mendapatkan seluruh hak dan tuntutannya sebagai seorang
manusia.
Kedua, menjadi
sebuah ketertarikan pada gerakan serikat buruh pada saat ini adalah keinginan
untuk membentuk perserikatan- perserikatan buruh untuk melawan pihak swasta
menjadi sebuah ciri khas yang sangat berbeda oleh perjuangan- perjuangan buruh
pada masa lalu, yang hanya dipelopori oleh golongan- golongan kaum Marxis yang
kemudian juga memiliki pengaruh kepentingan politik dalam mengembangkan
ideologi Komunis. Sehingga menjadi cikal bakal terbentuk PKI sebagai Partai
Politik pada masa pemerintahan Orde Lama. Namun dari itu semua kaum- kaum
buruh/pekerja saat ini berusaha untuk melakukan sebuah gerakan yang independent
tanpa mendapatkan pengaruh politik dari setiap ormas maupun golongan partai
apapun. Walaupun terkadang tidak akan memungkiri banyak bermunculan golongan-
golongan Partai yang berafiliasi dengan buruh seperti Partai Rakyat Demokrasi
(PRD) maupun organisasi- organisasi mahasiswa yang bersinggungan langsung
dengan urusan- urusan buruh/serikat pekerja. Tetapi keberanian buruh untuk
membentuk organisasi- organisasi buruh Independent seperti SBI (Serikat Buruh
Indonesia), ABJ (Aliansi Buruh Jogjakarta), maupun KASBI (Kesatuan Aksi Serikat
Buruh Indonesia) menjadi bukti bahwa buruh sudah mampu bersuara sendiri tanpa
ada pengaruh- pengaruh dari golongan politik maupun partai tertentu.
Pembuktian bahwa
serikat pekerja/buruh masih tetap bergerak hingga sampai saat ini dibuktikan
dengan masih antusiasnya buruh- buruh yang ikut dalam aksi turun ke jalan dalam
peringatan May Day (Hari Buruh Internasional) yang jatuh pada hari Rabu
(1/5/2013). Di beberapa kota besar di Indonesia penjagaan keamanan sudah mulai
diperketat untuk mengantisipasi gerakan buruh yang berdemonstrasi disepanjang
jalan- jalan protokol di beberapa kota- kota besar di Indonesia. Seperti yang
terjadi di Jakarta tepatnya di wilayah Pulogadung, Jakarta Timur. Para buruh
yang berasal dari 373 perusahaan di kawasan industria Pulogadung melakukan
konvoi secara beramai- ramai di dalam kawasan yang dikelola oleh PT JIEP
(Jakarta Industries Estate Pulogadung) sejak pukul 08.00 WIB. Di dalam aksi
tersebut para buruh ikut juga melibatkan berbagai organisasi buruh untuk ikut
dalam aksi memperingati May Day tersebut, seperti KSPSI (Konferensi Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia), KSBSI (Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera
Indonesia), FSPOI (Federasi Serikat Pekerja Otomotif Indonesia) dll. Di dalam
aksi yang dimulai dari titik awal di kawasan industri Pulogadung kemudian
melanjutkan konvoi hingga menuju wilayah Bundaran HI berkumpul juga dengan
serikat buruh lainnya yang melakukan aksi di sekitaran Bundaran HI. Selain aksi
buruh yang terjadi di Jakarta, hal serupa juga terjadi pada aksi gerakan buruh
untuk memperingati May Day di kota Purwakarta. Sejak pagi hari aparat keamanan
sudah berjaga- jaga di depan pintu gerbang tol Cikampek untuk mengantisipasi
konvoi besar- besaran oleh para buruh yang beramai- ramai menggunakan bus. Ada
30 bus yang diberhentikan oleh petugas di depan gerbang tol Cikampek yang
mengangkut hampir 1500 massa buruh di dalamnya.
Demikian
menjadi bentuk realita yang dapat terlihat bahwa dari dulu, sekarang sampai
saat nanti perjuangan kaum buruh dan serikat pekerja tidak akan berhenti begitu
saja. Keberlanjutan untuk memperoleh keadilan serta kesejahteraan dari sebuah
negara yang dikatakan menjunjung tinggi nilai- nilai Demokrasi ternyata masih
menciptakan sesuatu euforia yang gagal pada pemerintahan SBY- Boediono untuk
menyejahterakan masyarakat terutama bagi kaum pekerja/buruh. Sehingga statement yang selalu dieluk- elukan
oleh beberapa organisasi buruh ketika melakukan aksi unjuk rasa bukanlah
semata- mata slogan yang digunakan sebagai bentuk gertakan kepada pemerintah,
melainkan sebuah fakta yang belum ditemukan langkah penyelesaiannya pada saat
ini oleh pemerintah. “Keberpihakan
Pemerintah Pada Pengelola- Pengelola Perusahaan Swasta Inilah yang Akhirnya
Membuat Pemerintah Hanya Menjadi Boneka Dari Golongan- golongan Kapitalis Untuk
Semakin Menindas Golongan Pekerja, Semestinya Pemerintah Memiliki Ketegasan
Untuk Menolak Segala Bentuk Kapitalisasi kepada Golongan Pekerja/Buruh,
Sehingga Tidaklah Mungkin Ketika Pemerintah Mampu Mengambil Segala Keputusan
Untuk Melawan Kapitalisme Swasta, Kesejahteraan, Hak Serta Keadilan bagi
Serikat Buruh Akan Tercapai”. (A.R.)
Penulis: Angga Riyon Nugroho
Mahasiswa Pendidikan Sejarah USD
2009
Sumber: Hok, Soe Gie.2005.Di Bawah Lentera Merah.Bentang
Pustaka. Yogyakarta
Okezone.com”Puluhan Bus
Angkut Buruh Tertahan Selama 3 Jam di Pintu Tol Cikampek” diunduh tanggal 1 Mei
2013
Okezone.com “Ribuan Buruh
Konvoi Mengelelingi Kawasan Industri Pulogadung” diunduh tanggal 1 Mei 2013
0 comments:
Post a Comment