“Berani, berani, sekali lagi………..Berani” kata- kata yang
dilontarkan Dipa Nusantara Aidit Ketua CC PKI disaat berpidato di depan
simpatisan massa PKI yang pada waktu itu merayakan hari jadinya ke- 45.
Sebuah kata- kata yang seolah- olah membawa kita kedalam kenangan
Sejarah masa lalu, disaat kekuasaan Komunis mulai mengancam keberadaan
Indonesia sebagai negara Pancasilais yang kini menjadi bahaya laten bagi
perkembangan bangsa Indonesia pada saat ini. Hal yang berlainan justru
ditunjukan oleh tokoh- tokoh kaum Intelektual Indonesia pada saat itu
Mahasiswa Angakatan “66, yang berteriak atas nama rakyat, dan berjalan
diatas kata- kata kebohongannya sebagai pelaku pergerakan moral bagi
bangsa Indonesia, “Bahaya Laten Komunis, harus kita Basmi” begitu yang
dilontarkan beberapa Aktivis Gerakan KAMI saat menuntut pembubaran PKI
sebagai momok dalam perjuangan Mahasiswa, lalu siapakah kaum Kapitalis
itu……..? apakah Mahasiswa yang Oppurtunis dan menindas rakyat Indonesia
demi kepentingan organisasinya, ataukah orang- orang Kanan yang berpihak
kekuasaan militer………..?
Peristiwa demi peristiwa
telah dilalui oleh bangsa Indonesia, disaat catatan pahit mulai
tertulis pada sebuah ingatan kelam akan masa lalu, dimana penemuan dari
sisi lain bangsa ini mencapai titik puncaknya pada perpindahan orde lama
menuju orde baru, kebusukan demi kebusukan mulai ditorehkan lagi- lagi
yang dilihat hanya sebagai sebuah kepentingan politik maupun pribadi
dari para pemimpin bangsa ini. sisi lain dari segala peristiwa yang
terjadi menjelang berakhirnya masa Orde Lama digantikan oleh Orde Baru
dapat terlihat dari pengaruh dan pertarungan dua ideologi yang saling
berlawanan, yaitu Ideologi Kapitalis VS Ideologi Komunis yang lebih
Radikal dan Revolusioner. Hal ini dapat terlihat ketika paham Komunis
itu mulai dihancurkan semenjak meletusnya peristiwa berdarah 30
September 1965 (Gestapu), pengaruh penguasaan kaum Kapital di Indonesia
semakin kuat bahkan hingga berjalannya waktu pada akhir tahun 1998
pengaruh kaum Kapital yang menindas rakyat semakin kuat dengan adanya
para Investor- investor asing yang merauk keuntungan yang sebesar-
besarnya dan masyarakat Indonesia kembali kedalam penjajahan yang lebih
menyakitkan daripada harus menjadi budak pada pemerintahan kolonial
Belanda di Indonesia pada saat itu. Hal ini tentu saja memberikan
pengaruh yang sangat kontras akan perlawanan Radikal dari Kaum Komunis
yang menentang ideologi Kapitalis yang secara merambat masuk ke
Indonesia setelah peristiwa berdarah tahun 1965. Manifesto politik yang
mulai kembali melibatkan beberapa organisasi- organisasi pemuda yang
berhaluan kiri yang sangat anti dengan pengaruh Kapitalis barat yang
terlihat dalam sikap Revolusioner PKI dengan kalimat bersayap pembakar
semangat “…..Inggris kita linggis, Amerika kita Setrika” adanya
kata- kata penggerak yang selalu dikobarkan oleh PKI, dapat dilihat
bahwa penentangan PKI terhadap pengaruh Kapitalisime barat sangatlah
kuat sebagaimana yang selalu dikemukakan oleh Karl Marx tentang
perlawanannya terhadap kaum Kapitalis.
Sebuah sorot politik yang
teramat tajam dan sangat menjatuhkan lawan- lawan yang berhaluan kiri
pada awal masa orde baru, ketika pergerakan Revolusioner diberedel,
organ- organ pemuda yang bersuara atas nama rakyat tidak diberikan
tempat untuk bersauara , masyarakat kembali terbelenggu dengan kekangan
sistem kepura-puraan pemerintahan orde baru. Apalagi kalau bukan demi
sebuah politik dan kekayaan pribadi petinggi negara. Sehingga secara
tidak langsung kemakmuran yang diberikan oleh para petinggi orde baru
terhadap masyarakat merupakan Kemakmuran pura- pura, Demokratisasi pura-
pura dan politik Kepalsuan yang digunakan pemerintah untuk menjajah dan
mengkolonisasi Indonesia dengan sistem penjajahan Kapital. Begitu
pentingnya pengaruh semangat Radikalisme dimiliki untuk melawan segala
pengaruh kaum Kapital yang selalu menghadang di depan perlawanan kaum
Intelektual Muda, PKI ternyata telah salah dalam tindakannya sehingga
masuk ke dalam perangkapnya sendiri pada peristiwa 30 September 1965,
sebagaimana telah diketahui keberpihakan PKI terhadap Petani dan Buruh
sangatlah kuat yang merupakan strategi untuk melakukan Revolusi di dalam
pemerintahan orde lama sehingga banyak masyarakat yang melihat isu- isu
kudeta yang akan dilancarkan PKI melihat dominasi militer semakin kuat
di dalam pemerintahan orde lama.
Dengan adanya hal ini
pengaruh Eufaria yang sangat besar dari permainan politik dari kaum
Kapitalis VS Komunis membawa perkembangan politik Indonesia pada titik
balik perjuangan bangsa dimana sekali lagi peran Mahasiswa, Pemuda dan
Masyarakat sangatlah penting, “Bukan menganggap haluan Kiri,
ataupun Kanan, melainkan memperjuangkan pergerakan moral menjadi hal
yang sangat penting ketika kaum muda memaknai Sejarah, apa itu Sejarah
dan bagaimana sisi lain dari Sejarah, yang di dalamnya selalu diwarnai
intrik dan strategi untuk saling menjatuhkan yang dapat dikatakan
sebagai sebuah sisi lain dari politik kebangsaan yang ada………dimana kaum
muda yang bergerak menentukan nasib bangsanya, Kapitalis VS Komunis:
sebuah realita permainan politik yang tiada habisnya” …
Sumber: Pour, Julius:”Gerakan 30 September, Pelaku, Pahlawan, dan Petualang”.Kompas, Jakarta:2011
0 comments:
Post a Comment